
Beberapa Penyebab Infeksi Vagina Jika Belum Pernah Berhubungan Seks
- by admin
Infeksi vagina biasanya ditandai dengan rasa gatal, terbakar, nyeri di dalam atau di sekitar vagina, atau masalah dengan keputihan. Dari hasil browsing dan tanya-tanya ke kiri dan ke kanan, Anda tahu bahwa tanda-tanda ini bisa jadi mengindikasikan penyakit kelamin seperti herpes, HPV, dan gonore.
Yang membuat Anda semakin garuk-garuk kepala, Anda belum pernah berhubungan seks sama sekali. Bagaimana Anda mendapatkan infeksi vagina? Ternyata, meski gejalanya sebelas hingga dua belas, tidak semua infeksi vagina disebabkan oleh kontak seksual. Masalah pada vagina juga tidak selalu berhubungan dengan penyakit kelamin.
Mengapa bisa terkena infeksi vagina meskipun belum pernah berhubungan seks?
- Minum antibiotik
Antibiotik (seperti amoksisilin atau obat steroid) mengobati infeksi dengan melawan bakteri. Di sisi lain, obat ini bisa memakan waktu lama untuk membedakan antara bakteri jahat dan bakteri baik. Jadi, meski antibiotik bekerja untuk membasmi bakteri jahat, dalam prosesnya beberapa bakteri baik bisa terbunuh.
Bakteri baik di dalam vagina berfungsi sebagai penyeimbang populasi jamur vagina yang disebut candida. Tanpa bakteri baik, jamur akan sangat cepat berkembang biak populasinya dan menjajah ekosistem di vagina Anda.
- Merokok
Tidak hanya kesehatan jantung dan paru-paru yang akan terancam jika Anda perokok berat, tetapi juga vagina Anda. Wanita yang merokok dua kali lebih mungkin mengembangkan bakterial vaginosis dibandingkan non-perokok.
Meskipun belum ditentukan bahwa merokok adalah penyebab langsung dari infeksi ini, penelitian menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan penurunan populasi Lactobacillus spp di vagina. Bakteri baik ini kemudian diganti dengan bakteri jahat, umumnya Gardnerella.
- Menggunakan pakaian yang tidak menyerap keringat
Bakteri dan jamur akan berkembang biak di lingkungan tertutup yang hangat dan lembab. Sayangnya, terus memakai skinny jeans, celana ketat atau legging, atau bahkan memakai baju renang basah untuk waktu yang lama dapat menyebabkan jamur vagina Anda mendidih dan menyebabkan infeksi jamur.
Solusinya sederhana: Biarkan vagina Anda bernapas. Mulailah memakai celana baggy dan lebih baik tidak memakai pakaian dalam ke tempat tidur, kecuali jika perlu. Selain itu, pilihlah kain berbahan katun agar kulit Anda lebih mudah bernapas. Jangan lupa sering mengganti pakaian dalam.
- Alergi terhadap produk kebersihan pribadi
Kadang-kadang, keluhan gatal, sensasi terbakar, bahkan keputihan yang tidak normal dapat terjadi tanpa adanya infeksi. Paling sering, masalah vagina ini terjadi sebagai reaksi alergi atau iritasi dari bahan kimia dalam produk kebersihan pribadi, seperti deterjen, pelembut pakaian, sabun beraroma, pembalut wangi, atau bahkan bahan pakaian.
Semua ini akan menyebabkan iritasi kulit jika bersentuhan dengan kulit vagina yang lebih sensitif. Jika Anda mengalami rasa gatal atau terbakar di bawah sana, pertimbangkan untuk menghentikan beberapa produk alergen yang mungkin memicu masalah Anda sebelum bergegas ke dokter.
- Membersihkan vagina dengan douching
Berbeda dengan yang diiklankan, vaginal douching alias semprotan vagina justru berdampak buruk bagi kesehatan vagina Anda. Cairan douching dapat membilas populasi bakteri baik dan mengubah keseimbangan pH vagina Anda, memicu pertumbuhan berlebih dari bakteri jahat, yang pada gilirannya menyebabkan vaginosis bakteri.
Solusinya berhenti mencuci. Vagina tidak perlu berbau seperti taman bunga. Kecuali jika disertai gejala lain, bau vagina Anda normal, dan akan berbeda untuk setiap wanita.
- Memiliki diabetes yang tidak terkontrol
Jika Anda menderita diabetes, perhatikan tanda-tanda infeksi jamur, seperti keputihan yang tidak normal dan vagina yang gatal atau terbakar.
Gula darah yang tidak terkontrol dapat memicu peningkatan pertumbuhan jamur, jadi jika Anda menderita diabetes dan rentan terhadap infeksi jamur, pertimbangkan untuk menghubungi dokter untuk pengobatan diabetes dapat disesuaikan dengan kondisi Anda.
Infeksi vagina biasanya ditandai dengan rasa gatal, terbakar, nyeri di dalam atau di sekitar vagina, atau masalah dengan keputihan. Dari hasil browsing dan tanya-tanya ke kiri dan ke kanan, Anda tahu bahwa tanda-tanda ini bisa jadi mengindikasikan penyakit kelamin seperti herpes, HPV, dan gonore. Yang membuat Anda semakin garuk-garuk kepala, Anda belum pernah berhubungan seks…